Review film : Captain Marvel


Captain Marvel

Cantik, lugu dan kuat. Mungkin 3 kata itu yang dapat menjelaskan sedikit tentang karakter komik yang difilmkan pada tahun ini, Captain Marvel.

Film ini disutradarai oleh Anna Boden dan Ryan Fleck. Film ini, film pertama dari Marvel Studios dalam universe-nya (MCU) yang menceritakan superhero wanita pertama yang mendapatkan film solo-nya. Di bintangi oleh aktor ganteng dan artis cantik seperti Brie Larson sebagai Captain Marvel/Vers/Carol Danvers, Samuel L. Jackson sebagai Agen Nick Fury muda, Jude Law sebagai Yon-Rogg dan lain lain. Film ini mulai tayang di Indonesia pada tanggal 8 Maret 2019 dan merupakan film pertama Marvel di tahun 2019 sebelum Avengers : Endgame.

Pada artikel ini, saya akan angkat sedikit lore atau kisah berdasarkan komiknya.

Sejarah dan cerita versi komik


Komik Captain Marvel

Karakter Captain Marvel diciptakan oleh Roy Thomas, Gene Colan dan Stan Lee dan mendapatkan penampilan perdana pada komik Marvel Super-Heroes pada tahun 1967, lalu mendapatkan issue pertamanya (komik solo-nya) pada tahun 1968.

Dari segi ceritanya, Carol Danvers adalah anak dari seorang mantan tentara U.S Navy yang bernama Joe Danvers yang menikah dengan seorang wanita Kree yang bernama Mari-Ell. Carol Danvers mempunyai nama Kree : Car-Ell yang mempunyai arti Champion (Pemenang) dalam bahasa Kree.

Singkat cerita Carol bertemu dan berteman dengan seorang Kree bernama Mar-Vell (Dr. Walter Lawson) saat ia bekerja di NASA. Setelah beberapa bulan memulai jalinan pertemanan, Carol diculik oleh alien ras Cyberex dan mengalami gegar otak. Ia dirawat oleh Iron Man setelah diselamatkan. Lalu tidak berselang waktu lama, Carol diculik lagi walaupun ia belum sembuh dari gegar otaknya oleh Yon-Rogg. Pada saat kejadian tersebut, Mar-Vell berusaha menyelamatkan Carol dari Yon-Rogg dan secara tidak sengaja terjadi kecelakaan dimana Carol terkena ledakan dari sebuah alat bernama Psyche-Magnitron yang dimana alat ini dapat merubah imajinasi menjadi kenyataan. Karena ia seorang Human-Kree Hybrid dan terkena ledakan tersebut, Carol menjadi seorang superhero dengan nama Ms. Marvel. Selang beberapa waktu menjadi superhero, Ms. Marvel mengemban nama Captain Marvel setelah Mar-Vell meninggal.

Sinopsis film Captain Marvel


Fanart of Captain Marvel

Pada tahun 1989, Carol Danvers (Brie Larson), mengalami kecelakaan hebat. Namun, takdir seperti mengubah kehidupannya. Entah dari mana, kemudian Carol Danvers kemudian mendapatkan kekuatan super.

Kekuatan yang membuat takdirnya tidak lagi hanya menjadi manusia biasa. Takdir juga yang mempertemukan Carol dengan Nick Fury (Samuel L. Jackson). Namun, tidak semua hal harus berjalan mudah.

Carol harus bertemu dengan hal-hal yang mengejutkan. Lalu sebenarnya bahaya apa yang akan dihadapi oleh Carol Danvers alias Captain Marvel? Ancaman dari bumi atau justru serangan dari luar angkasa?

Review film Captain Marvel

Setelah kita review sedikit tentang lore Carol Danvers versi komik dan membaca sinopsisnya, sekarang saya akan membahas tentang film Captain Marvel satu persatu.

1. Alur cerita

Dalam filmnya, Carol Danvers sudah menjadi pribadi yang berbeda setelah terjadi kecelakaan hebat di tahun 1989 di Bumi (Planet C-53). Alur waktu film yang terjadi adalah maju-mundur-maju dimana sebagian film akan dibawa ke masa lalu Vers (nama Carol sebagai Kree) melalui ingatan kecil dan bukti kronologi (catatan rekordasi pekerjaan dan kecelakaan). Dari pembawaan cerita dengan alur waktu maju-mundur, tidak terlalu bersifat kaku (scene flashback diberi efek greyscale seperti kebanyakan film lain sebagai pembeda alur waktu cerita) dan tetap colourfull.

Dalam scenes pertama film, kita akan disuguhkan latar tempat Planet Hala dimana kaum Kree tinggal. Dimana kita tahu, latar waktu film ini terjadi pada tahun 1995 dan teknologi serta peradaban bangsa Kree justru sangat modern sehingga film ini walaupun mendapat settingan waktu di tahun 1995, tetap terlihat modern dan juga classic dengan percampuran antara budaya ras Manusia, Kree dan Skrull.

Dalam film, alur cerita justru sangat berbeda dengan versi komik walaupun ada beberapa titik kronologi yang hampir sama seperti bagaimana Carol bisa mendapatkan kekuatan sebagai seorang superhero.

2. Sci-fi

Film produksi Marvel Studios kebanyakan menggunakan logika fisika yang sudah ada di dunia nyata, baik yang sifatnya masih misterius di dunia nyata atau sudah dikonfirmasi ilmunya. Walaupun dalam konteks film yang kita ketahui hampir segala sci-fi didalamnya berupa khayalan semata. Film Captain Marvel mempunyai sci-fi yang cukup unik yaitu dimana sang superhero mempunyai kekuatan berbasis energi photon (didapatkan dari ledakan energi Light-Engine yang dimana energi ini didapat dari Tesseract).

Pada film ini, kita akan dibawa sensasi juga untuk melihat perbedaan ras lain dari segi bentuk fisik dan kimiawi-nya seperti perbedaan antara Manusia, Kree dan Skrull.

Selain sci-fi diatas, pada tahun 1995 versi film tersebut akan diperlihatkan teknologi ala tahun 90-an yang eksis serta beberapa hiburan yang hits pada zaman itu seperti beberapa game arcade legendaris.

3. Cerita yang apik

Sejarah Carol Danvers pada film ini dibalut dengan sangat apik. Saya dapat mengatakan film ini hampir tidak ada kekurangan walaupun saya tahu pasti ada kekurangan pada film ini yang tidak saya sadari. Mungkin salah satu kekurangannya adalah scene transfusi darah Kree pada Vers yang ada pada trailer-nya (walaupun porsi scene pada trailer-nya sedikit) tidak ada pada filmnya. Cerita film ini mempunyai ratio action:humor:drama yang cukup seimbang.

Hal yang saya suka pada film ini adalah aksi Vers dengan para anggota Starforce, Kucing Flerken yang lucu serta desain baju militer Starforce yang berwarna hijau mengingatkan saya pada karakter game yang cukup keren.

Captain Marvel wears Kree-Based uniform's colour

4. Efek suara, soundtrack dan BGM yang apik

Berlatar di tahun 1995 membuat film ini syarat akan kesan jadulnya. Pemilihan musik soundtrack pada setiap scene juga terasa sangat pas dan eargasm. Menurut saya, musik orchestra pada BGM film ini mempunyai sensasi nada yang berbeda dari beberapa film produksi Marvel Studios lainnya. Kombinasi BGM pada saat scene di Planet Hala dan Bumi menjadi daya tarik yang bagus. Pada scene dimana Vers terbangun dari mimpi buruknya (diawal film), BGM tema Kree sangat dibuat menonjol dengan nada khas walaupun kebanyakan film didominasi oleh scene di Bumi.

Efek suara dari energi photon yang dikeluarkan oleh Vers pun juga pas dan seimbang. Efek suaranya tidak terlalu meledak-ledak hebat, tetapi lebih mengarah pada suara ringan dan tidak meletup-letup. Efek suaranya sangat menggambarkan energi tersebut dapat dikontrol dengan baik oleh si superhero walaupun pada konteks film kekuatan Vers sangat dahsyat.

Beberapa lagu jadul di selipkan dibeberapa scene dengan sangat pas. Salah satu contohnya adalah scene saat Vers pertama kali bertarung melawan anggota Starforce lain di Laboratorium Mar-Vell. Lagu tersebut berjudul Just A Girl oleh No Doubt yang mempunyai nada semangat, seru dan berapi-api (rock n roll) serta lagu pada saat Vers bertemu dengan Supreme Intelligence untuk kedua kalinya Come As You Are oleh Nirvana.

Kesimpulan

Captain Marvel menurut saya bukanlah film filler (pengisi) dari film Marvel Studios sebelumnya (Avengers : Infinity War maupun Ant-Man and the Wasp) yang menghubungkan ke film Avengers : Endgame, melainkan sebuah film solo yang menceritakan lebih awal inisiasi bagaimana sejarah nama Avengers diambil dan juga cerita origin Captain Marvel versi live-action.

Film ini bagus bukan berarti tidak ada kekurangan, karakter superhero yang terlalu overpower menjadikan dirinya tidak ada lawan yang seimbang sebagai penantangnya di film ini. Walaupun demikian, sang sutradara berhasil membuat film ini ringkas dan sangat fun untuk di tonton bersama keluarga.

Reposted by theloreanditstome.blogspot.com from theloreanditstome.wordpress.com in 24th April 2020

Sekian artikel postingan ketiga ini, sampai bertemu di artikel selanjutnya.


Referensi artikel dan gambar










Comments

Popular Posts