Resensi buku novel : Bird Box
Buku novel Bird Box |
—Disclaimer : Spoiler Alert bagi yang belum membaca!!—
Judul Novel : Bird Box
Penulis : Josh Malerman
Penerbit : Noura Books (PT Mizan Publika)
Tebal buku : 395 halaman
Halo, selamat pagi, siang dan malam dimanapun kalian berada. Kali ini, admin TLAIT akan meresensi atau mereview novel yang beberapa minggu lalu baru saja saya beli, yaitu Bird Box. Buku itu saya beli bersamaan dengan komik Naruto Vol. 61. Saya tidak akan membahas komik tersebut di artikel ini.
Sebagai intermezzo sebelum masuk pada inti artikel, novel ini adalah yang pertama saya review di blog ini karena ingatan saya masih kuat sehabis membaca novel dalam kurun waktu kurang dari seminggu. Jadi, mohon maaf apabila saya belum mereview novel pertama yang saya beli. Langsung saja, kita masuk ke pembahasan pertama.
Sinopsis :
Ada sesuatu di luar sana.
Sesuatu yang begitu mengerikan.
Sesuatu yang terlarang untuk ditatap.
Satu lirikan saja, dan kau akan membunuh orang lain.
Satu lirikan saja, dan kau akan membunuh diri sendiri.
Satu-satunya cara untuk bertahan hanyalah menjadi buta.
Jadi, pejamkan matamu. Tutuplah jendela-jendela.
Mereka akan datang.
Segera.
Sinopsis dan desain cover belakang buku novel Bird Box |
IMPRESI AWAL
Singkat cerita saya mempunyai rencana untuk menambah koleksi buku novel setelah gaji sudah tiba. Niatnya, ingin membeli buku novel ini secara online. Ternyata, hasrat main motor saya mengarahkan saya ke toko buku di daerah Margonda, Depok. Terpincutlah untuk membeli buku ini serta menambah koleksi komik Naruto.
Impresi saya terhadap buku ini saat kemasan plastik masih sangat rapih adalah dark. Dark, kesedihan, horor dan thriller yang diwakili oleh cover buku novel ini. Tentu saja, sebelum membeli buku ini pastinya saya butuh sedikit referensi. Beruntungnya saya, saya telah menonton versi filmnya saat dulu masih kuliah bersama-sama dikelas (saat dosen tidak bisa hadir ke kelas hehe).
Ya, novel ini telah diangkat menjadi film. Pada saat belum membaca novel ini, saya berharap ceritanya sama. Tapi saya tidak terlalu berharap banyak. Saya pernah berbicara tentang novel dengan teman kuliah saya bahwa biasanya novel yang diangkat jadi film, cerita dalam film tersebut berbeda dari novel walaupun tidak terlalu jauh sekali perbedaannya.
Pada filmnya, film Bird Box bergenre horor, thriller, dan post-apocalyptic. Ya, novelnya pun juga mempunyai genre yang sama.
Setelah novel ini saya beli, saya segera menyentuh buku ini secara langsung. Saya sangat suka sekali merasakan sensasi memegang buku yang baru saja saya beli. Cover novel ini menggunakan kertas Art Carton kurang lebih 210 gsm dengan finishing emboss (gambar atau tulisan menjadi timbul). Kertas covernya matte/doff serta bagian yang teremboss glossy. Menurut saya, kesan dark dan mewah sebagai novel buatan seorang Amerika, dapat mewakili genre dari novel tersebut. Isi buku ini menggunakan bookpaper kurang lebih 55 gsm.
Buku novel Bird Box ini di terbitkan oleh Noura Books. Buku novel ini mempunyai panjang 20,7 cm dan lebar 13,9 cm. Tebal buku ini adalah 2.1 cm dengan total halaman setelah cover depan sampai cover akhir adalah 400 halaman. Diakhir novel ini ada iklan tentang buku lain yang mengisi 4 halaman terakhir. Berat buku ini adalah 3.47 gram. Buku novel Bird Box ini cukup nyaman dibawa dengan satu tangan karena tidak terlalu besar dan berat.
Panjang x lebar buku novel Bird Box |
Tebal buku novel Bird Box |
READ EXPERIENCE
Buku ini, boleh saya bilang sangat sederhana sekali. Tidak ada desain yang terlalu heboh pada bagian cover dan isi buku. Pada bagian perbabnya pun hanya bertuliskan “Satu”, “Dua”, “Tiga” dan seterusnya yang tidak ada subjudul disetiap babnya. Buku ini mempunyai 43 bab/chapter, ucapan terima kasih dari penulis, tentang penulis dan iklan. Di setiap bab pun, hanya ada desain seperti ranting pohon yang daunnya sudah tidak ada. Desain tersebut menambah efek seram secara menyeluruh.
Bab / Chapter 1 & desain pembatas buku |
Bab / Chapter 16 & desain pembatas buku |
Tentu, saat membaca novel harus berurutan mulai dari bab satu sampai sekian. Karena saya lumayan imajinatif, saya selalu membayangkan karakter tersebut melakukan sesuatu sesuai kata-kata yang tertulis dalam novel. Saya mencoba membayangkan apakah adegan di awal film sama persis dengan yang ada di novel. Saya sudah lama sekali tidak menonton film tersebut. Jadi saya lupa-lupa ingat per-adegannya. Walaupun demikian, baik film maupun novel Bird Box ini bersifat depresif, keputusan asaan yang mendalam dan pastinya pembaca akan dibuat tegang dan penasaran dengan misteri Bird Box itu sendiri.
Karakter utama dalam novel Bird Box bernama Malorie. Dan ada beberapa karakter pendukung lainnya seperti Shannon sang adik dari Malorie. Beberapa nama teman sekolah yang disebutkan oleh Malorie dan Shannon (walaupun tidak dideskripsikan secara spesifik). Lalu karakter lain saat Malorie pergi dari rumahnya menuju tempat perlindungan yang baru seperti Tom, Don, Jules, Felix, Cheryl, Olympia dan seekor anjing bernama Victor. Dalam novel ini juga, Malorie mempunyai dua anak yang awalnya hanya dinamai Boy dan Girl.
Ada beberapa karakter lainnya yang muncul di novel ini dan saya tidak akan menyebutkan semuanya karena supaya memberi efek penasaran terhadap pembaca. Jadi akan saya tahan beberapa ceritanya ya, he he he…
Sinopsis dari saya sendiri, novel ini menceritakan sang karakter utama yaitu Malorie yang berjuang mencari tempat teraman untuk dirinya dan kedua anaknya dari ancaman mahkluk yang sangat bahaya tetapi tidak memiliki sosok. Untuk bertahan hidup, manusia harus menutup mata mereka jika berada di luar ruangan atau rumah. Jika mereka yang tidak menutup mata mereka melihat mahkluk tersebut, maka orang yang melihatnya akan menjadi tidak waras. Ketidakwarasan ini dapat menimbulkan efek bunuh diri, atau membunuh orang lain. Maka dari itu, rumah-rumah harus menutup jendela mereka dengan apapun supaya mahkluk tersebut tidak terlihat oleh mata manusia.
Malorie dan anak-anaknya berjuang mencari tempat aman dengan menaiki perahu menyusuri sungai dengan mata mereka yang tertutup. Perjuangan mereka adalah antara hidup dan mati.
Saya merasa, setiap halaman dari novel ini selalu memberikan efek keputusan asaan yang mendalam, kesedihan, dan depresi. Menurut saya novel ini menggambarkan survival dari suatu marabahaya yang tidak terlihat. Karakter-karakter tersebut diminta untuk bertahan hidup di dalam rumah selama beberapa bulan atau bahkan tahun supaya tidak menjadi gila atau pembunuh yang disebabkan oleh mahkluk yang ada diluar sana.
Hal yang saya paling sukai dari novel ini adalah ketika Tom dan Jules mencari bahan persediaan untuk bertahan hidup di luar yang penuh dengan ancaman. Dan bagian yang tidak saya suka adalah pada bab 42. Di bab 42 ini adalah bagian yang paling panjang babnya. Kalau boleh saya jujur, di bab 42 ini sangat bertele-tele bagian ceritanya. Ada suatu konflik dimana dua wanita hamil sedang berusaha melahirkan anak mereka tetapi ada suatu ancaman lain mendekati mereka. Disini saya merasa ceritanya sangat bertele-tele dan tidak to the point.
—Disclaimer : Spoiler Alert bagi yang belum membaca!!—
KESIMPULAN
Secara keseluruhan, novel ini mampu memberi pengalaman membaca novel horor yang berbeda dari yang kebanyakan novel horor. Di novel ini tidak menggambarkan hantu ataupun mahkluk lain seperti alien dan lain lain seperti pada cerita / novel horor kebanyakan. Menurut saya, pengalaman dan sensasi takut dan kengerian pada novel sangat berbeda karena mereka takut kepada yang benar-benar yang tidak mereka ketahui, tidak dapat dilihat oleh mata (akan tetapi bagi mereka yang telah melihat, mereka menganggap mahkluk ini indah, penuh harapan, dll), tidak terjamah oleh ilmu pengetahuan. They fear of the unknown.
Reposted by theloreanditstome.blogspot.com from theloreanditstome.wordpress.com in 25th April 2020
Referensi & Sumber gambar
Dokumen Pribadi
Noura Books (PT. Mizan Publika)
Comments
Post a Comment